Buku Sebagai Sahabat Bagi Penderita Insomnia

Insomnia

Gambar Diambil Dari Sini

Pada kenyataannya dalam beberapa minggu belakangan, Insomnia telah membuat saya tunduk pada kedigdayaannya. Saya tak kuasa dan hampir putus asa mencari penawarnya.

Segala ikhtiar berdasarkan saran-saran dari berbagai sumber tak luput saya coba, misalnya makan buah-buahan yang disinyalir bisa merangsang rasa kantuk yang enggan bersemayam, seperti mentimun dan pisang. Saya juga menjajal metode meminum air saringan hasil rebusan daun seledri. Tak terhitung pula sudah berapa kaleng susu Bear Brand yang telah saya konsumsi. Adakalanya, saya nonton drama Korea tivi pada malam hari sambil ngemil coklat Silver Queen.

Insomnia adalah gangguan laten yang telah mengakrabi saya sedari masih menempuh pendidikan Diploma III Sistem Informasi Geografi di Institut Pertanian Bogor dahulu kala. Padatnya jadwal kuliah dan praktikum berseling lusinan tugas-tugas yang seolah tiada akhir memaksa saya untuk beraktivitas lebih ekstra hingga mengorbankan waktu tidur yang kemudian menjadi kebiasaan yang nikmat. Sejak saat itulah, tanpa saya sadari, saya selalu berjalan beriringan dengan Insomnia yang pada akhirnya cukup merepotkan saya. Apalagi tidak banyak pub/klab malam/diskotek/casino yang buka 24 jam nonstop di sekitar kost-an tempat saya tinggal. Nilai positifnya, saya jadi rajin bermunajat melalui Tahajud dan Dzikir di sepertiga malam terakhir.

Sekedar informasi, barangkali ada yang belum familiar. Insomnia merupakan masalah sulit tidur atau tidak bisa tidur cukup sesuai waktu yang dibutuhkan tubuh yang dialami oleh seseorang. Berdasarkan data hasil riset internasional yang dilakukan oleh US Census Bureau, diperkirakan sebanyak 28 juta atau sekitar 10 persen dari total penduduk Indonesia menderita Insomnia. Variasi umur penderita berada pada kisaran 20-an hingga 30-an tahun.

Penyebab Insomnia didominasi oleh faktor-faktor psikologis, antara lain perasaan bersalah, tertekan, cemas, gelisah, takut, dan stress disamping kebiasaan-kebiasaan buruk yang terpelihara seperti pola makan yang buruk dan tidak teratur, konsumsi kafein, nikotin, dan alkohol, serta kurang olahraga. Selain itu ketidaknyamanan ruang/kamar tidur bisa memicu Insomnia.

Penderita Insomnia umumnya akan mengalami penurunan produktivitas serta vitalitas di atas ranjang mudah sekali uring-uringan karena kesulitan melakukan aktivitas secara baik pada siang hari. Jangan pernah anggap sepele. Apabila gejala Insomnia tidak segera diatasi dapat mengakibatkan gangguan pada sistem imun tubuh. Insomnia juga bisa menyebabkan depresi dan bahkan mempengaruhi kondisi medis seseorang. Segala penyakit kelas kakap jadi mudah datang, seperti darah tinggi dan diabetes karena efek samping dari kurang tidur bisa merangsang keinginan menyantap makanan yang berlemak dan mengandung karbohidrat tinggi.

Menggunakan jasa mucikari obat perangsang tidur hanya akan menambah masalah di kemudian hari. Obat perangsang tidur pada awalnya akan membantu penderita Insomnia dengan dosis yang rendah, namun, lama-kelamaan, ketika Insomnia menjadi kebal terhadap obat perangsang tidur, maka dosis yang dibutuhkan akan semakin tinggi dan bisa berdampak fatal terhadap kesehatan.

Ketika saya memutuskan untuk berhenti merokok sekitar enam tahun yang lalu, perlahan namun pasti, Insomnia yang telah lama bergelayut ikut pergi bersama asap. Saya memulai siklus hidup yang normal. Tidur pukul 20.00 WIB bangun pukul 04.00 WIB. Delapan jam sesuai anjuran.

Keberaturan hidup yang sehat tersebut tidak berlangsung lama. Sejalan dengan kehidupan asmara saya yang tidak tergambar romantis seperti dalam film No Strings Attached. Kala itu saya sedang menjalani studi Strata 1 pada almamater yang sama. Insomnia hadir kembali menggedor-gedor pintu sebagai bonus dari romansa yang terkoyak akibat cinta lokasi dengan seorang perempuan paling possesif sedunia. Sayap-sayap kebebasan saya dikekang sehingga menjadi gagap untuk terbang menghayati alunan kidung Free As Bird-nya The Beatles. Saya tersesat dan terasing dalam belantara birama yang bahkan sudah sangat saya kenal setiap ketukan nadanya. Ruang gerak saya menjadi terbatas. Energi saya terkuras hanya demi memberikan pengertian-pengertian. Dan, yang paling saya benci dari itu semua adalah saya kesulitan untuk tidur setiap malamnya karena letih hati yang tak beralasan.

insomnia-final

Gambar Diambil Dari Sini

Sekian bulan kemudian, saya memilih untuk menyingkir dan pergi. Saya butuh jeda waktu bagi satu tarikan nafas. Saya mulai berkelana ke negeri-negeri antah berantah. Pengalaman berbaur bersama manusia-manusia lain dari latar belakang budaya yang berbeda menghamparkan harapan baru. Berton-ton keluh kesah bercampur kekesalan yang ikut terangkut di dalam backpack seolah menjadi ringan saja dijinjing. Saya melarungnya satu per satu di setiap destinasi dalam perjalanan yang saya lintasi dan singgahi. Sepulangnya dari pengembaraan tak tentu arah itu, saya menata ulang kembali kehidupan yang telah porak poranda oleh hempasan angin puting beliung. Utamanya memulihkan derita Insomnia.

Berhasil. Jam tidur saya kian teratur. Batin saya terasa lebih damai dari sebelumnya.

Tahun-tahun berlalu saya jalani dengan penuh sukacita meskipun jomblo.

Tapi, entah kenapa minggu-minggu ini saya mengalami susah tidur lagi …

Mungkin saya pernah kelupaan meminta maaf kepada teman yang telah saya perlakukan semena-mena di masa lalu sehingga saking kesumatnya dia mengirimkan sihir berupa Insomnia.

Akhir-akhir ini, Insomnia menampakkan diri lagi, menjelma serupa benalu yang tumbuh lebat dan melekat pada pusat kontrol irama sirkadian Nucleus Supra Chiasmatic di otak saya, mengacaukan harmoninya. Insomnia bisa pula berubah sebangsa lintah yang menempel di setiap titik pembuluh darah, menghisap hormon melatonin, merepih siklusnya. Tidak sungkan-sungkan juga, bila jiwa seninya sedang membumbung tinggi, Insomnia beralihperan sebagai hantu cantik yang terus menerus menggoda dan merayu saya agar tetap terjaga menemani kegelisahannya.

Pasca menjalankan metode-metode alami mengenyahkan Insomnia dan gagal, saya cukup kebingungan. Siasat apa lagi yang harus saya lakukan? Saya harus segera menemukan formula paling ampuh untuk mengobati Insomnia agar rutinitas kerja saya dari Senin sampai Jumat tidak terganggu dan fokus saya tidak buyar ketika menangani tugas-tugas di kantor.

CAM038561

Tetap Bekerja Penuh Sukacita Dari Senin Hingga Jumat Meski Mengidap Insomnia

Saya pernah mendengar tentang kehebatan seorang Sinshe yang tinggal di Pontianak – Kalimantan Barat. Kabarnya, Sinshe tersebut memiliki resep rahasia pemusnah Insomnia yang diramu dari bahan-bahan tradisional yang diimpor langsung dari tanah leluhurnya di Tiongkok sana. Konon juga cara pengirimannya harus menggunakan trik khusus agar kualitasnya tetap terjaga dan terjamin saat sampai di tujuan. Dia -bahan-bahan tradisional itu- tidak boleh diangkut dengan pesawat terbang sejauh apapun jaraknya. Bila pemesannya berada di luar negeri dan beda pulau atau benua, harus dipaketkan menggunakan kapal laut. Bila pembelinya berada dalam satu hamparan pulau atau benua yang bisa dijangkau dengan transportasi darat, harus diantar dengan menunggang kuda. Persis seperti zaman Patih Gajah Mada masih berkuasa beberapa abad silam. Sudah bukan hal aneh jika tersiar kabar mengenai nasib tragis sang kurir bersama kudanya yang telah menjadi bangkai sebelum sampai tujuan oleh banyak sebab, seperti kelelahan, kehabisan bekal/ransum, kelaparan, dehidrasi, dirampok, kena peluru nyasar gerakan separatis, diterjang badai, disambar petir, diterkam singa gurun, dipatuk ular derik yang berkamuflase menyerupai debu, dan lain sebagainya.

Mirisnya, saya belum punya banyak waktu luang menyambangi Pontianak demi menemukan sang Sinshe sakti mandraguna tersebut. Weekend lebih banyak saya gunakan untuk mencuci pakaian kotor dan bersih-bersih kamar kost-an. Jika ada libur yang agak panjang, saya lebih memilih untuk pulang kampung ke Madiun.

Saya mulai memikirkan upaya konvensional lainnya. Langkah paling revolusioner yang baru-baru ini saya ambil adalah mem-purnabakti-kan handphone kekinian yang sarat fitur dan aplikasi itu kemudian berpaling ke handphone jadul nan bersahaja, Nokia 1280.

Nokia 1280

Gambar Diambil Dari Sini

Saya pergi ke Gramedia Books Store Botani Square – Bogor membeli beberapa buku untuk saya baca setiap malamnya. Saya memang hobi membaca –mungkin- sejak lahir. Demi hobi mulia itu, dulu sewaktu saya masih berada di usia Sekolah Dasar, Mbah Kakung saya sampai rela berlangganan surat kabar Jawa Pos dan buku seri kolosal Api Di Bukit Menoreh karya Ki. S. H. Mintardja yang sangat nge-hits di era 1990-an itu untuk memenuhi dahaga pengetahuan dalam diri saya yang seolah tak cukup satu sumur membasahi kerongkongan (apa seeeh..). Beberapa teman menjuluki saya sebagai Si Tampan Dari Timur “kutu buku”. Saya, sih, senang-senang saja.

Sebagaimana pernah diutarakan oleh para filsuf kenamaan, buku adalah jendela dunia. Melalui buku kita bisa mengetahui informasi dan tempat-tempat yang belum pernah kita lihat dan sambangi secara langsung. Buku bisa membawa kita masuk ke dalam dimensi penjelajahan tanpa memindahkan raga kita.

Buku ibarat lembah hijau penuh pepohonan dengan buah-buah ranum bernama kosakata. Petiklah dan nikmati legitnya jalinan ayat yang mengejawantahkan kemesraan. Buku laksana samudra ilmu yang terbentang sepanjang garis cakrawala. Renangi dan selami hingga palung terdalam. Panenlah mutiara-mutiara pengetahuan dari cangkang kerang epistimologi. Jangan sampai luput sejengkal pun. Berbaris-baris maklumat bijak yang termaktub di tiap lembarnya jadikan nutrisi dalam menghadapi hidup yang semakin bengis dari hari ke hari.

230420152513

Buku Bacaan Favorit

Hingga detik ini Insomnia memang belum beranjak dari sisi saya dan masih membonceng hidup saya. Saya sadar, sekuat apapun melawan hanya akan memberi tekanan pada diri sendiri dan menambah beban belaka. Saya mulai mencoba menikmati bersama buku-buku yang sudah seperti sahabat bagi saya. Sesekali saya merehatkan mata apabila sudah merasa pedih dengan memandangi gemintang yang riuhkan sunyi melalui orkestrasinya sambil tidak lupa mengagumi cahaya rembulan yang menembus jelaga malam, mendamari gulita hati.

2 respons untuk ‘Buku Sebagai Sahabat Bagi Penderita Insomnia

Tinggalkan komentar